A. Judul : Sel protoplasmik dan non protoplasmik
B. tujuan
: 1. Menemukan kandungan amilum
yang terdapat pada tanaman mentimun .
2. Menemukan kristal yang terdapat pada
tanaman
3. Mengetahui jenis kristal apa saja yang
terdapat pada tanaman mentimun
C. manfaat :
1. mengetahui kandungan amilum pada tanaman mentimun
2. mengetahui kandungan kristal pada tanaman mentimun
D.
tinjauan pustaka :
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Family
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Species : Cucumis sativus
Mentimun
atau ketimun atau timun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga
labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman
mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah
asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal
dari Asia Selatan. Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat
menjalar atau memanjat dengan \ perantaraan alat pemegang yang berbentuk pilin
(spitral). Batangmya basah, berbulu serta berbuku – buku. Tinggi tanaman dapat
mencapai 50 – 250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung
daunnya meruncing. Daun ini tumbuh berselang – seling keluar dari buku batang.
Akarnya tunggang tetapi daya tembusnya relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30
– 60 cm. Tanaman mentimun berumah satu (monoecious), bunga jantan dan betina
muncul pada tempat yang berbeda namun masih dalam satu tanaman (Rukmana, 1995).
Buahnya terletak menggantung pada ketiak antara daun dan batang. Bentuk dan
ukurannya bermacam – macam, tetapi umumnya bulat panjang atau bulat pendek.
Kulit buahnya ada yang berbintil – bintil, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau
keputih – putihan, hijau muda dan hijau gelap. Buahnya dikonsumsi mentah dan
dipetik sebelum masak (Ashari, 1995).
Purseglove
(1974) membagi kultivar mentimun menjadi 4 tipe yang utama, yaitu field
cucumber dengan ciri – ciri warna kulit dominan hitam dan bergaris – garis
putih dengan bentuk buah lonjong. Di Indonesia, yang tergolong dalam mentimun
jenis ini adalah mentimun krai. Tipe kedua adalah english cucumber,
bentuk buahnya relatif panjang tanpa garis dan berwarna cerah. Di Indonesia,
yang mirip ke dalam mentimun jenis ini adalah mentimun biasa. Tipe ketiga
adalah sikkim cucumber, berasal dari India dengan warna merah
kekuningan,
berbentuk oblong. Mentimun puam di Indonesia memiliki kemiripan dari segi warna
dengan mentimun jenis ini. Tipe keempat adalah pickling cucumber,
memiliki bentuk buah yang kecil, hampir bulat dan berwarna cerah. Mentimun
lokal di daerah Jawa Barat memiliki kemiripan dengan mentimun jenis ini.
Jenis
mentimun :
Mentimun (Cucumis sativus) atau bonteng dibagi
dalam 2 bagian, yaitu mentimun yang buahnya berbintil-bintil dan mentimun krai.
Mentimun yang buahnya terdapat bintil-bintil seperti jerawat, terutama pada
bagian pangkal buah, terdiri dari 2 macam sebagai berikut.
Mentimun
biasa atau Mentimun
Kulit
buah mentimun ini tipis dan lunak. Saat muda buahnya berwarna hijau
keputih-putihan, setelah tua berwarna cokelat. Jenis mentimun inilah yang banyak
ditanam di Indonesia.
Mentimun
Krai
Adapun
mentimun krai berbuah halus dan tidak berjerawat. Buahnya berwarna
kekuning-kuningan dan bergaris-garis putih. Krai terbagi menjadi 2 macam,
yaitu: krai besar dan mentimun suri. Krai besar seperti mentimun biasa, baik
bentuk buah maupun rasanya. Sementara buah mentimun suri besarnya hampir 10
kali mentimun biasa. Bentuknya lonjong(oval) dan rasanya repui.
Sel
tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar
yang universal dari suatu struktur orga
Pandey (1980) membagi komponen penyusun sel dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Komponen protoplasmik atau komponen yang hidup dari sel, terdiri dari
inti, mitokondria, plastida, retikulum endoplasma, ribosom, lysosom,
sphaerosom, microtubule dan badan golgi
2. Komponen non-protoplasmik atau komponen yang tidak hidup dari sel ,
terdiri dari vakuola, dan hasil-hasil metabolisme al. kristal, minyak atsiri ,
amilum, aleuran
Pandey (1980) membagi komponen penyusun sel dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Komponen protoplasmik atau komponen yang hidup dari sel, terdiri dari
inti, mitokondria, plastida, retikulum endoplasma, ribosom, lysosom,
sphaerosom, microtubule dan badan golgi
2. Komponen non-protoplasmik atau komponen yang tidak hidup dari sel ,
terdiri dari vakuola, dan hasil-hasil metabolisme al. kristal, minyak atsiri ,
amilum, aleuran
KOMPONEN
PROTOPLASMIK
Komponen-komponen
dalam Sel yang termasuk dalam komponen
protoplasmik
adalah:
adalah:
1.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan substansi
hialin yang jernih dengan bahan dasar
hialoplasma.
sitoplasma dibagi menjadi 3 bagian
sitoplasma dibagi menjadi 3 bagian
1. plasmolema, merupakan dinding plasma luar yang
bersifat semipermeable polioplasma, merupakan bagian yang
Iampak keruh karena adanya butirbutir
2. mikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma (rotasi dan sirkulasi)
3. tonoplas, merupakan membran dalam yang berbatasan dengan vakuola,
(Esau,1972)
2. mikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma (rotasi dan sirkulasi)
3. tonoplas, merupakan membran dalam yang berbatasan dengan vakuola,
(Esau,1972)
2. Inti sel
(nukleus)
Inti
sel merupakan pusat pengendali segala macam
proses yang terjadi di
dalam sel, dibungkus oleh membran ganda yang tersusun dari senyawa lipoprotein
dengan pori yang mempunyai ukuran bervariasi dari 400 sampai 600 A° . Dengan
adanya pori ini memungkinkan terjadinya komunikasi antara nukleoplasma dan
sitoplasma. Membran luar inti mengalami pertumbuhan keluar membentuk struktur
tubular dan bercabang, yang kelak akan menjadi retikulum endoplasm, dimana di
permukaan retikulum endoplasma kadang menempel sejumlah ribosom. Di bagian
dalam dan membran dalam terdapat nukleoplasma yang mengandung ribosom inti dan
kromatin yang kelak akan menjadi kromosom pada saat Sel dalam fase pembelahan.
Kromatin merupakan materi genetik dari sebuah Sel. Dalam kondisi tertentu
nukleoplasma tampak sebagai granula dengan larutan semi-cair yang homogen dan
mengandung asam nukleat, nukleoprotein dan lain sebagainya. Di dalam
nukleoplasma juga dijumpai badan bulat yang jumlahnya mungkin lebih dari satu yang
disebut nukleolus I anak inti (jamak:nukleoli). Nukleolus ini tersusun dari protein dan
ARN.
dalam sel, dibungkus oleh membran ganda yang tersusun dari senyawa lipoprotein
dengan pori yang mempunyai ukuran bervariasi dari 400 sampai 600 A° . Dengan
adanya pori ini memungkinkan terjadinya komunikasi antara nukleoplasma dan
sitoplasma. Membran luar inti mengalami pertumbuhan keluar membentuk struktur
tubular dan bercabang, yang kelak akan menjadi retikulum endoplasm, dimana di
permukaan retikulum endoplasma kadang menempel sejumlah ribosom. Di bagian
dalam dan membran dalam terdapat nukleoplasma yang mengandung ribosom inti dan
kromatin yang kelak akan menjadi kromosom pada saat Sel dalam fase pembelahan.
Kromatin merupakan materi genetik dari sebuah Sel. Dalam kondisi tertentu
nukleoplasma tampak sebagai granula dengan larutan semi-cair yang homogen dan
mengandung asam nukleat, nukleoprotein dan lain sebagainya. Di dalam
nukleoplasma juga dijumpai badan bulat yang jumlahnya mungkin lebih dari satu yang
disebut nukleolus I anak inti (jamak:nukleoli). Nukleolus ini tersusun dari protein dan
ARN.
3. Plastida
Plastida
berupa benda kecil-kecil dengan bentuk yang bervariasi yang tersusun
atas zat putih telur yang mempunyai struktur dan fungsi spesifik. Plastida berkembang
dan proplastida. Kloroplast merupakan plastida yang paling umum diketahui
atas zat putih telur yang mempunyai struktur dan fungsi spesifik. Plastida berkembang
dan proplastida. Kloroplast merupakan plastida yang paling umum diketahui
4.
Mitokondria
Mitokondria
merupakan organela membran ganda yang
mempunyai ukuran diameter 1-2 µm dan
jumlahnya di dalam sel bervariasi
tergantung pada masing-masing spesies. Di antara dua membran tersebut
terisi larutan yang kaya akan koensim.
Membran dalam mengadakan perlipatan ke arah dalam
yang disebut cristae. Masing-masing mitokondria
mengandung asam deoksiribonukleat dan sistem
enzim oksidasi. Mitokondria mempunyai fungsi yang
berhubungan erat dengan respirasi Sel (mengandung
emzim-enziin respirasi).
5. Ribosom
Ribosom berupa partike! kecil
bergaris tengah 17-20 µ m terdapat pada sitoplasma
dan kadang dijumpai menempel pada membran
sebe! ah !uar retikulum endoplasma yang tersusun
sangat teratur (roset, spiral ataupun
melingkar). Ribosom mengandung ARN, nukleoprotein
dan ensim-ensim yang diper! ukan dalam
sintesis protein. Masing-masing ribosom terdiri
dari 2 sub-unit yang sam sama lain
berbeda dalam hal ukuran. Dua buah sub-unit
ini berhubungan satu dengan yang lain
dalam suatu ikatan yang memerlukan ion magnesium untuk stabilitasnya.
6. Retikulum
endoplasma
Retikulum endoplasma berbentuk
seperti tabung kempis, bercabang atau seperti
buluh sempit yang kadang berawal dan
membran inti dan berakhir pada membran
plasma. Retikulum endoplasma ada yang
mengandung nbosom (disebut retikulum endoplasma
granuler atau kasar) dan ada yang
tidak mengandung ribosom (disebut retikulum
endoplasma non-granuler atau halus). Retikulum
endoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis
pelbagai bagian sel yang penting, antara
lain asam lemak dan protein.
7. Diktiosom
(badan golgi)
Diktiosom terdiri dan tumpukan
sistema pipih yang bulat, setiap sistema
dibatasi oleh membran yang halus. Di bawah elektron mikroskop diktiosom tampak
tersusun oleh 3 macam struktur, yaitu struktur seperti kantong pipih, vakuola besar dan
kantong yang membulat. Diktiosom terutama terlibat dalam sekresi gula (pada sekresi
nektar), polisakarida (bahan-bahan dinding sel) dan kompleks protein- polisakarida.
dibatasi oleh membran yang halus. Di bawah elektron mikroskop diktiosom tampak
tersusun oleh 3 macam struktur, yaitu struktur seperti kantong pipih, vakuola besar dan
kantong yang membulat. Diktiosom terutama terlibat dalam sekresi gula (pada sekresi
nektar), polisakarida (bahan-bahan dinding sel) dan kompleks protein- polisakarida.
10. Lisosom
Lisosom
berbetuk seperti mitokondria hanya saja
hanya mempunyai mebran
tunggal dan tidak mempunyai kristae, mempunyai diameter 04 - 0.8 µ m dan lazim
dijumpai pada sel-sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada sel-sel
meristem akan tetapi tidak selalu dijumpai adanya lisosom. Lisosom mengandung
enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrolisis.
tunggal dan tidak mempunyai kristae, mempunyai diameter 04 - 0.8 µ m dan lazim
dijumpai pada sel-sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada sel-sel
meristem akan tetapi tidak selalu dijumpai adanya lisosom. Lisosom mengandung
enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrolisis.
5.3.
KOMPONEN NON-PROTOPLASMIK
Berdasarkan
sifatnya komponen non protoplasmik dibagi menjadi cair dan padat, komponen non
protoplasmik yang bersifat cair adalah vakuola, komponen non protoplasmik yang
bersifat padat adalah
Kristal
calsium oksalat merupakan endapan garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu
banyak akan bersifat racun pada tumbuhan bentuk kristal co-oksala bermacam dan
dapat dipakai sebagai ciri taksonomi pada tumbuhan
ü
Kristal tunggal
ü
Kristal rafida
ü
Kristal pasir
ü
Kristal drusan
ü
Kristal radial
Aleuron
cadangan makanan berupa protein disimpan didalam vakuola sel letak aleuron pada
tumbuhan pada biji jarak tersebar dalam keping biji dan pada biji jagung
merupakan lapisan yang terdapat dibagian luar dan endosperm
Amilum
cadangan makanan terdapat dalam umbi rizome batang buah dan biji berdasarkan
letak hilum (titik awal terbentuknya amilum) amilum dibedakan menjadi
ü
Amilum konsentris apabila hilum
terdapat ditengah amilum
ü
Amilum eksentris apabila hilum
terdapat ditepi amilum
Berdasarkan
jumlah hilum amilum dibagi menjadi
Butir amilum
tunggal
Butir amilum
setengah mjemuk
Butir amilum
majemuk
E. ALAT DAN BAHAN
Alat
Mikroskop
Objek
Glass
Cover
Glass
Pipet
Silet
Lumpang
porselin
Bahan
Daun
dan buah Mentimun
Batang
dan tangkai daun
Air
Kertas
Aluminium
Alkohol
Tissue
Cara
kerja mengamati amilum pada daun
1
daun ditumbuk dengan lumpang porselin
2
perah daun timun tersebut di perah diatas objek glass
3
kemudian menutup objek glass dengan cover glass
4
mengamati
Cara
kerja mengamati amilum pada buah
1
potong melintang buah timun
2
letakkan diatas obek glass kemudian ditutup menggunakan cover glass
3
mengamati
Mengamati
kristal pada batang timun
1
sayat melintang batang timun
2
letakkan diatas objek glass ditutup menggunakan cover glass
3
mengamati
F. hasil pengamatan
Pada
pengamatan yang kami lakukan pada batang timun crei kami menumukan kristal
pasir
Dinding
sel dan vakuola dan pada timun biasa kami menemukan kristal pasir jadi
disimpulkan bahwa pada timun crei dan biasa terdapat kristal yang sama yaitu
kristal pasir
Sunarjono,Hendro.2003.Bertanam 30 Jenis Sayur.Jakarta:Penebar
Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar