Rabu, 14 Januari 2015

Sel protoplasmik dan non protoplasmik


A.  Judul   : Sel protoplasmik dan non protoplasmik



B.  tujuan         : 1. Menemukan kandungan amilum yang terdapat pada tanaman mentimun .

  2. Menemukan kristal yang terdapat pada tanaman

  3. Mengetahui jenis kristal apa saja yang terdapat pada tanaman mentimun

 C. manfaat    :            1. mengetahui kandungan amilum pada tanaman mentimun

                         2. mengetahui kandungan kristal pada tanaman mentimun

D. tinjauan pustaka :



Klasifikasi Tanaman

Kingdom         : Plantae



Divisio              : Spermatophyta



Class                : Dicotyledonae



Ordo                : Cucurbitales



Family             : Cucurbitaceae



Genus              : Cucumis



Species            : Cucumis sativus



Mentimun atau ketimun atau timun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan \ perantaraan alat pemegang yang berbentuk pilin (spitral). Batangmya basah, berbulu serta berbuku – buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50 – 250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun. Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung daunnya meruncing. Daun ini tumbuh berselang – seling keluar dari buku batang. Akarnya tunggang tetapi daya tembusnya relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30 – 60 cm. Tanaman mentimun berumah satu (monoecious), bunga jantan dan betina muncul pada tempat yang berbeda namun masih dalam satu tanaman (Rukmana, 1995). Buahnya terletak menggantung pada ketiak antara daun dan batang. Bentuk dan ukurannya bermacam – macam, tetapi umumnya bulat panjang atau bulat pendek. Kulit buahnya ada yang berbintil – bintil, ada pula  yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih – putihan, hijau muda dan hijau gelap. Buahnya dikonsumsi mentah dan dipetik sebelum masak (Ashari, 1995).

Purseglove (1974) membagi kultivar mentimun menjadi 4 tipe yang utama, yaitu field cucumber dengan ciri – ciri warna kulit dominan hitam dan bergaris – garis putih dengan bentuk buah lonjong. Di Indonesia, yang tergolong dalam mentimun jenis ini adalah mentimun krai. Tipe kedua adalah english cucumber, bentuk buahnya relatif panjang tanpa garis dan berwarna cerah. Di Indonesia, yang mirip ke dalam mentimun jenis ini adalah mentimun biasa. Tipe ketiga adalah sikkim cucumber, berasal dari India dengan warna merah

kekuningan, berbentuk oblong. Mentimun puam di Indonesia memiliki kemiripan dari segi warna dengan mentimun jenis ini. Tipe keempat adalah pickling cucumber, memiliki bentuk buah yang kecil, hampir bulat dan berwarna cerah. Mentimun lokal di daerah Jawa Barat memiliki kemiripan dengan mentimun jenis ini.

Jenis mentimun :

                        Mentimun (Cucumis sativus) atau bonteng dibagi dalam 2 bagian, yaitu mentimun yang buahnya berbintil-bintil dan mentimun krai. Mentimun yang buahnya terdapat bintil-bintil seperti jerawat, terutama pada bagian pangkal buah, terdiri dari 2 macam sebagai berikut.

Mentimun biasa atau Mentimun

Kulit buah mentimun ini tipis dan lunak. Saat muda buahnya berwarna hijau keputih-putihan, setelah tua berwarna cokelat. Jenis mentimun inilah yang banyak ditanam di Indonesia.

Mentimun Krai

Adapun mentimun krai berbuah halus dan tidak berjerawat. Buahnya berwarna kekuning-kuningan dan bergaris-garis putih. Krai terbagi menjadi 2 macam, yaitu: krai besar dan mentimun suri. Krai besar seperti mentimun biasa, baik bentuk buah maupun rasanya. Sementara buah mentimun suri besarnya hampir 10 kali mentimun biasa. Bentuknya lonjong(oval) dan rasanya repui.



Sel  tumbuhan  didefinisikan  sebagai  unit  dasar  yang  universal  dari  suatu  struktur orga
Pandey (1980) membagi komponen penyusun sel dalam 2 kelompok, yaitu:
1.  Komponen protoplasmik atau komponen yang  hidup  dari  sel, terdiri dari
inti,  mitokondria,  plastida,  retikulum  endoplasma,  ribosom,  lysosom,
sphaerosom, microtubule dan badan golgi
2.  Komponen  non-protoplasmik  atau  komponen  yang  tidak  hidup  dari  sel ,
terdiri  dari  vakuola,  dan  hasil-hasil  metabolisme  al.  kristal,  minyak  atsiri ,
amilum, aleuran

KOMPONEN PROTOPLASMIK

Komponen-komponen  dalam  Sel  yang  termasuk  dalam  komponen  protoplasmik
adalah:



1. Sitoplasma

Sitoplasma  merupakan  substansi  hialin  yang  jernih  dengan  bahan  dasar  hialoplasma.
sitoplasma dibagi menjadi 3 bagian

1. plasmolema, merupakan dinding plasma luar yang bersifat semipermeable polioplasma, merupakan  bagian  yang  Iampak  keruh  karena  adanya  butirbutir
2. mikrosoma.  Pada  bagian  ini  dapat  dilihat  adanya  aliran  sitoplasma  (rotasi  dan   sirkulasi)
3. tonoplas, merupakan membran dalam yang berbatasan dengan vakuola,
(Esau,1972)

2. Inti sel (nukleus)

Inti  sel  merupakan  pusat  pengendali  segala  macam  proses  yang  terjadi  di
dalam  sel,  dibungkus  oleh  membran  ganda  yang  tersusun  dari  senyawa  lipoprotein
dengan  pori  yang  mempunyai  ukuran  bervariasi  dari  400  sampai  600  A° .  Dengan
adanya  pori  ini  memungkinkan  terjadinya  komunikasi  antara  nukleoplasma  dan
sitoplasma.  Membran  luar  inti  mengalami  pertumbuhan  keluar  membentuk  struktur
tubular  dan  bercabang,  yang  kelak  akan  menjadi  retikulum  endoplasm,  dimana  di
permukaan  retikulum  endoplasma  kadang  menempel  sejumlah  ribosom.  Di  bagian
dalam dan membran dalam terdapat nukleoplasma yang mengandung ribosom inti dan
kromatin  yang  kelak  akan  menjadi  kromosom  pada  saat  Sel  dalam  fase  pembelahan.
Kromatin  merupakan  materi  genetik  dari  sebuah  Sel.  Dalam  kondisi  tertentu
nukleoplasma  tampak  sebagai  granula  dengan  larutan  semi-cair  yang  homogen  dan
mengandung  asam  nukleat,  nukleoprotein  dan  lain  sebagainya.  Di  dalam
nukleoplasma  juga  dijumpai  badan  bulat  yang  jumlahnya mungkin  lebih  dari  satu  yang
disebut  nukleolus  I  anak  inti  (jamak:nukleoli).  Nukleolus  ini  tersusun  dari   protein  dan
ARN.

3. Plastida

Plastida berupa benda kecil-kecil dengan bentuk yang bervariasi  yang tersusun
atas  zat  putih  telur  yang  mempunyai  struktur  dan  fungsi  spesifik.  Plastida  berkembang
dan  proplastida.  Kloroplast  merupakan  plastida  yang  paling  umum  diketahui

4. Mitokondria

Mitokondria  merupakan  organela  membran  ganda  yang  mempunyai  ukuran diameter  1-2  µm  dan  jumlahnya  di  dalam  sel  bervariasi  tergantung  pada  masing-masing  spesies.  Di  antara  dua  membran  tersebut  terisi  larutan  yang  kaya  akan koensim.  Membran  dalam mengadakan  perlipatan  ke  arah  dalam  yang  disebut  cristae. Masing-masing  mitokondria  mengandung  asam  deoksiribonukleat  dan  sistem  enzim oksidasi.  Mitokondria  mempunyai  fungsi  yang  berhubungan  erat  dengan  respirasi  Sel (mengandung emzim-enziin respirasi).

5. Ribosom

Ribosom  berupa  partike!   kecil  bergaris  tengah  17-20  µ m  terdapat  pada sitoplasma  dan  kadang  dijumpai  menempel  pada  membran  sebe! ah  !uar  retikulum endoplasma  yang  tersusun  sangat  teratur  (roset,  spiral  ataupun  melingkar).  Ribosom mengandung  ARN,  nukleoprotein  dan  ensim-ensim  yang  diper! ukan  dalam  sintesis protein.  Masing-masing  ribosom  terdiri  dari  2  sub-unit  yang  sam  sama  lain  berbeda dalam  hal  ukuran.  Dua  buah  sub-unit  ini  berhubungan  satu  dengan  yang  lain  dalam suatu ikatan yang memerlukan ion magnesium untuk stabilitasnya.

6. Retikulum endoplasma

Retikulum  endoplasma  berbentuk  seperti  tabung  kempis,  bercabang  atau seperti  buluh  sempit  yang  kadang  berawal  dan  membran  inti  dan  berakhir  pada membran  plasma.  Retikulum  endoplasma  ada  yang  mengandung  nbosom  (disebut retikulum  endoplasma  granuler  atau  kasar)  dan  ada  yang  tidak  mengandung  ribosom (disebut  retikulum  endoplasma  non-granuler  atau  halus).  Retikulum  endoplasma berfungsi  sebagai  tempat  sintesis  pelbagai  bagian  sel  yang  penting,  antara  lain  asam lemak dan protein.

7. Diktiosom (badan golgi)

Diktiosom  terdiri  dan  tumpukan  sistema  pipih  yang  bulat,  setiap  sistema
dibatasi  oleh  membran  yang  halus.  Di  bawah  elektron  mikroskop  diktiosom  tampak
tersusun oleh 3 macam struktur, yaitu struktur seperti kantong pipih, vakuola besar dan
kantong  yang  membulat.  Diktiosom  terutama  terlibat  dalam  sekresi  gula  (pada  sekresi
nektar), polisakarida (bahan-bahan dinding sel) dan kompleks protein- polisakarida.

10. Lisosom

Lisosom  berbetuk  seperti  mitokondria  hanya  saja  hanya  mempunyai  mebran
tunggal  dan  tidak  mempunyai  kristae,  mempunyai  diameter  04  -  0.8  µ m  dan  lazim
dijumpai  pada  sel-sel  hewan.  Pada  sel  tumbuhan  kadang  terdapat  pada  sel-sel
meristem  akan  tetapi  tidak  selalu  dijumpai  adanya  lisosom.  Lisosom  mengandung
enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrolisis.



5.3. KOMPONEN NON-PROTOPLASMIK

Berdasarkan sifatnya komponen non protoplasmik dibagi menjadi cair dan padat, komponen non protoplasmik yang bersifat cair adalah vakuola, komponen non protoplasmik yang bersifat padat adalah

Kristal calsium oksalat merupakan endapan garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu banyak akan bersifat racun pada tumbuhan bentuk kristal co-oksala bermacam dan dapat dipakai sebagai ciri taksonomi pada tumbuhan

ü  Kristal tunggal

ü  Kristal rafida

ü  Kristal pasir

ü  Kristal drusan

ü  Kristal radial

Aleuron cadangan makanan berupa protein disimpan didalam vakuola sel letak aleuron pada tumbuhan pada biji jarak tersebar dalam keping biji dan pada biji jagung merupakan lapisan yang terdapat dibagian luar dan endosperm

Amilum cadangan makanan terdapat dalam umbi rizome batang buah dan biji berdasarkan letak hilum (titik awal terbentuknya amilum) amilum dibedakan menjadi

ü  Amilum konsentris apabila hilum terdapat ditengah amilum

ü  Amilum eksentris apabila hilum terdapat ditepi amilum

Berdasarkan jumlah hilum amilum dibagi menjadi

Butir amilum tunggal

Butir amilum setengah mjemuk

Butir amilum majemuk





E. ALAT  DAN BAHAN

Alat

Mikroskop

Objek Glass

Cover Glass

Pipet

Silet

Lumpang porselin

            Bahan

Daun dan buah Mentimun

Batang dan tangkai daun

Air

Kertas Aluminium

Alkohol

Tissue

Cara kerja mengamati amilum pada daun

1 daun ditumbuk dengan lumpang porselin

2 perah daun timun tersebut di perah diatas objek glass

3 kemudian menutup objek glass dengan cover glass

4 mengamati

Cara kerja mengamati amilum pada buah

1 potong melintang buah timun

2 letakkan diatas obek glass kemudian ditutup menggunakan cover glass

3 mengamati

Mengamati kristal pada batang timun

1 sayat melintang batang timun

2 letakkan diatas objek glass ditutup menggunakan cover glass

3 mengamati



F. hasil pengamatan

Pada pengamatan yang kami lakukan pada batang timun crei kami menumukan kristal pasir

Dinding sel dan vakuola dan pada timun biasa kami menemukan kristal pasir jadi disimpulkan bahwa pada timun crei dan biasa terdapat kristal yang sama yaitu kristal pasir







Sunarjono,Hendro.2003.Bertanam 30 Jenis Sayur.Jakarta:Penebar Swadaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar